Puasa Enam Hari Bulan Syawal
﴿ صيام الست من شوال ﴾
]  Indonesia – Indonesian –
Muhammad Ibn Shalih Al-Munajjid
Terjemah : Ahmad Zawawy
Editor : Eko Abu Ziyad  
2010 - 1431
﴿ صيام الست من شوال ﴾
« باللغة الإندونيسية »
 محمد صالح المنجد
ترجمة: أحمد زواوي
مراجعة: إيكو هاريانتو أبو زياد
2010 - 1431
Puasa Enam Hari Bulan Syawal

[color=#ff0000]Ringkasan:

Pertanyaan yang dijawab oleh yang mulia syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid hafidhahullah tentang pelaksanaan puasa Syawal apakah harus berurutan harinya atau boleh diselang-seling.

Pertanyaan:
"Mengenai puasa enam hari pada bulan Syawal setelah puasa Ramadhan apakah disyaratkan harus berturut-turut ataukah boleh untuk berselang-seling harinya? Dimana saya ingin menunaikannya dalam tiga kali yaitu dua hari terakhir setiap liburan pekanan".

Jawab:
Puasa enam hari syawal tidak disyaratkan harus berturu-turut. Boleh berturut-turut, boleh juga tidak. Tidak masalah. Namun apabila disegerakan maka itu lebih baik.

Allah ta'ala berfirman:
قال الله تعالى: ﴿وَلِكُلٍّ۬ وِجۡهَةٌ هُوَ مُوَلِّيہَا‌ۖ فَٱسۡتَبِقُواْ ٱلۡخَيۡرَٲتِ‌ۚ أَيۡنَ مَا تَكُونُواْ يَأۡتِ بِكُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًا‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ۬﴾
Maka berlomba-lombalah (dalam berbuat) kebaikan. (QS. Al-Baqarah: 148)

Allah juga berfirman:
قال الله تعالى: ﴿وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٍ۬ مِّن رَّبِّڪُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَـٰوَٲتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ﴾
dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu… (QS. Ali Imran: 133)

Nabi Musa 'alaihissalam berkata:
قال الله تعالى: ﴿قَالَ هُمۡ أُوْلَآءِ عَلَىٰٓ أَثَرِى وَعَجِلۡتُ إِلَيۡكَ رَبِّ لِتَرۡضَىٰ﴾
dan aku bersegera kepada-Mu ya rabbku, agar Engkau ridha (kepadaku). (QS. Thaha: 84)

Mengakhirkan pelaksanaannya juga mengandung kemungkinan akan terlewatkan atau luput. Pendapat ini diambil oleh madzhab Syafi'i dan Hambali. Tetapi juga tidak berdosa bagi yang tidak melaksanakannya di awal bulan. Misalnya kerjakan pada pertengahan bulan atau di akhir bulan, tidak mengapa.

Imam Nawawi berkata:
Para sahabat kami berkata: "Disunnahkan puasa enam hari di bulan Syawal berdasarkan hadits ini". Mereka juga berkata: "Dan disunnahkan mengerjakannya enam hari berturut-turut di awal bulan Syawal. Dan jika dikerjakan secara selang-seling atau diakhirkan hingga akhir bulan juga boleh. Dan orang yang melakukannya berarti telah menjalankan sunnah sesuai dengan keumuman makna hadits dan kemutlakannya. Tidak ada perbedaan (pendapat) di kalangan madzhab kami. Dan ini juga menjadi pendapat Ahmad dan Abu Dawud" (Al-Majmu' Syarh Al-Muhadzab).